Pages

Sunday, 4 December 2016

Double Profesi: Pegawai dan Pengusaha

Pegawai dan pengusaha bukan seperti dua sisi mata uang. Kata orang, pegawai yo pegawai, pengusaha yo pengusaha wae. Pernyataan tersebut tidak sepenuhnya benar. Nyatanya, banyak di kalangan kami yang memilih untuk menjalankan dua profesi. Capek? Pasti. Kenapa dilanjutkan? Ini masalah hati. Satu hati sebagai pegawai, kami ingin memanfaatkan ijazah yang kami perjuangkan dengan susah payah. Satu hati sebagai pengusaha yang ingin hidup layak untuk masa tua nanti. Menjadi pegawai itu salah  satu wujud berbakti kepada orang tua. Menjadi pengusaha itu salah satu wujud tanggung jawab kepada anak istri. Apakah pegawai tidak bisa kaya? Bisa. Kembali lagi, ini masalah hati. Hati yang tidak kuasa menolak jika sang anak membutuhkan perhatian lebih. Misalnya, biaya pendidikan yang semakin dahsyat. Pendidikan murah bahkan gratis itu banyak, tapi ini soal tanggung jawab seorang tua terhadap titipan anak dari Sang Ilahi. Anak harus berkualitas. Kalau boleh mengutip iklan salah satu bank yang sering diputar di radio, kalimat "Jangan menunggu mampu! Mari memampukan diri" penikmat double profesi, pegawai dan pengusaha.

Helti Nur Aisyiah
Dosen Akuntansi Syari'ah & Owner Toko Jual-Beli Handphone

No comments: