Bagi
seseorang yang keuangannya mepet, pasti akan berpikir dua hal: ngirit (hemat)
atau mencari lagi. Kalau kamu yang mana?
Setiap
pilihan, ada konsekuensinya. Jika kita memilih ngirit, maka kita harus ikhlas
untuk membatasi dalam dalam hal belanja. Caranya, setiap kebutuhan harus
dicatat dengan detail. Dengan kata lain, perencanaan keuangan harus selalu
jelas dan tidak boleh keluar dari jalur yang ada. Misalnya, kita sudah mencatat
item-item pengeluaran, tetapi sampai di toko tergoda dengan adanya diskon, maka
itu haram hukumnya. Ada efek yang luar biasa jika kita sampai tergoda dengan
pengeluaran di luar rencana. Bias-bisa kita harus mengurangi jatah pengeluaran
untuk jenis belanja yang lain.
Ngirit
juga berdampak pada tekanan yang berakhir pada berkurangnya kebahagiaan. Hidup
sekali seharusnya dimaksimalkan. Kalau kita termasuk orang yang menganut paham
‘let it flow’ atau ‘mengalir sajalah’, maka pakailan pilihan yang kedua, yaitu
menambah penghasilan.
Penghasilan
berbeda dengan pendapatan. Pendapatan itu tetap setiap bulannya yaitu berasal
dari kantor di mana kita bekerja. Lantas, bagaimana kita memulai menambah
penghasilan? Caranya, dengan melakukan kalkulasi apa saja yang kita butuhkan
selama sebulan. Setelah terhitung, barulah dibandingan dengan jumlah
pendapatan. Jika kebutuhan lebih besar nominalnya dari pendapatan. Itu
tandanya, memang benar-benar harus menambah penghasilan sejumlah selisih
tersebut. Dan, jangan lupa alokasikan item kebutuhan jangka panjang lainnya,
seperti tabungan dan investasi karena kita tidak bias menjamin keuangan kita
sehat terus.
Tulisan ini pernah dimuat di UC News tanggal 12 Desember 2017
No comments:
Post a Comment