Pages

Friday, 15 December 2017

Penelitian yang Memberikan Dampak yang Baik bagi Orang Banyak

Saat ini kita berada pada zaman kreatif. Penelitian pun demikian. Penelitian yang kreatif itu digalakkan demi pembangunan yang berkelanjutan. Setiap hal yang berbau kreatif selalu dihubungkan dengan pemuda. Lantas, bagaimana cara menumbuhkan kreativitas dan inovasi di kalangan generasi muda?

Indonesia itu pangsa pasar terbesar di Asia Tenggara. Zaman start up pun, sebagian besar bangsa Indonesia pun menggunakan start up, tetapi banyak start up bukan produk indonesia, adapun hanya sedikit. Lazada dan shopee misalnya. Kedua pasar online terbesar itu milik singapura. Yang Indonesia? Ada, Bukalapak. Yang lain? Ada juga, tapi tak setenar Bukalapak.

Berpikir itu memberikan solusi, bukan sekedar mengkritisi. Kalau dulu, zamannya demo. Kita turun ke jalan meneriakkan hal-hal yang kita inginkan. Sekarang, zamannya digital, demo lewat tulisan dan gambar. Beda zaman, beda perlakukan. Memang, zaman sudah berubah.

Menyampaikan solusi yang elegan, bisa melalui penelitian. Itu dari segi akademis. Lantas, bagaimana cara menggali ide penelitian? Mudah saja. Pikirkan tentang: Apa masalah saat ini? Apa solusinya? Bagaimana merubah hal yang sulit jadi mudah?

Penelitian itu berani mengeksekusi ide dan belajar dari kesalahan eksperimen. Gojek misalnya. Awalnya, gojek hampir bangkrut, apakah kemudian menyerah? Tidak. Ternyata gojek tidak menjual fasilitas jasa pengiriman, tapi dia menjual data pengguna gojek yang digunakan oleh para pelaku bisnis dalam melihat pangsa pasar. Sekarang, banyak investor yang melirik gojek hingga gojek kembali eksis dan makin solutif untik masyarakat sekitar. Tepatnya, menjadi solusi bagi pengguna transportasi umum dan pemilik motor yang nganggur.

Dari serangkaian penelitian, penelitian jenis eksperimen pasti menghasilkan produk. Setelah menghasilkan produk, langkah selanjutnya adalah mempromosikan hasil eksperimen dan personal branding. Itu jelas membutuhkan dana. Lalu, jika tidak punya dana, maka cukup hanya menggunakan media sosial. Kegiatan prokosi harus jujur, jangan seperti ilmuwan yang dulu pernah dicap orang sebagai pengganti habibie yang ternyata hanya kebohongan semata. Akan tetapi, belajar dari kebohongan tersebut, ini bisa jadi diambil pelajaran. Yang tidak sesungguhnya saja bisa membuat orang percaya, apalagi yang sesungguhnya. Jujur lebih baik, lebih baik jujur.

Penelitian sebenarnya kegiatan terus menerus dari masa ke masa yang mengunggulkan orisinalitas, kebaruan, manfaat, dan fokus pada topik tertentu. Misalnya, James Watt yang dia selalu berkutat pada topik kelistrikan.

Ada yang bingung bagaimana cara memulainya? Penelitian itu dimulai dari pembuatan proposal penelitian (riset) baik untuk perlombaan, hibah riset, dan untuk studi lanjut. Ada beberapa tips agar proposal riset kita diterima.
1. Lakukan penelitian yang anda sukai
2. Ikuti peraturan yang ditetapkan/ ikuti track record profesor (jika mau studi lanjut)
3. kontinyu antarparagraf, antarpragraf harus nyambung
4. Bahasa terukur dan referensi 10 tahun terakhir
5. Reviu proposal sebelum dikirim

Di dalam proposal riset, penyusunan judul harusnya menarik, tidak terlalu pendek, tidak terlalu panjang, dan mudah dibaca. Untuk kasus tertentu, bagi profesor luar negeri misalnya, kearifan lokal lebih menarik karena di luar negeri tidak ada. Hal ini sejalan dengan novelty (kebaruan) yang merupakan salah satu pertimbangan diterimanya proposal riset selain orisinal, scientific (ada dasar ilmiah), dan penggunaan metode yang tepat.

*) Tulisan ini penulis sarikan dari presentasi Firman Alamsyah, Ph.D. dosen UGM, selalu pembicara pada rangkaian acara di seminar nasional Forum Mahasiswa Muslim Pascasarjana UNS pada hari Jum'at, 15 Desember 2017.

No comments: