Jelang
penghujung tahun, saatnya “bercermin” dan bergegas “bangun”. “Bercermin” di
sini dapat diartikan dengan menilai diri sendiri alias instropeksi diri,
sedangkan “bangun” berarti memperbaiki kekurangan dan menetapkan
standar-standar baru untuk kehidupan di tahun mendatang. Kalau hanya
“bercermin”, bisa jadi hanya menyesali diri. Kalau hanya “bangun”, bisa jadi
hanya fokus pada target tahun depan tanpa menghiraukan capaian target tahun
lalu. Kalau di dalam organisasi, ada rencana kerja dan realisasi kerja. Di
tengah-tengahnya ada evaluasi kerja. Dengan begitu, kinerja sebuah organisasi
akan lebih terarah dan dapat mewujudkan goal
yang diharapkan.
Bagi penikmat media sosial, kata “resolusi”
bermunculan jelang akhir tahun ini. Per hari ini saja, “#resolusi 2017” sudah
ada ribuan kiriman. Jumlah yang tidak sedikit ini menunjukkan betapa pentingnya
target bagi seseorang. Semoga saja, kalimat yang sudah dirangkai dan terbaca
oleh teman dunia maya benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Artinya, bukan
hanya sekedar tulisan dan mengikuti trend
semata, melainkan diikuti dengan usaha yang nyata dan do’a yang khusyu’.
Resolusi sebenarnya berarti
pernyataan tertulis yang berisi tentang suatu hal (Kamus Besar Bahasa
Indonesia). Dari arti tersebut, resolusi hendaknya memang ditulis. Sesuatu yang
ditulis itu akan lebih kaya makna dan dapat dievaluasi. Berkaca dari dunia
akuntansi sektor publik, anggaran negara baik pusat maupun daerah pasti ditulis
dan dievaluasi secara berkala. Anggaran keuangan ditulis sebagai landasan kerja
dan evaluasi. Evaluasi pun dilakukan berkala untuk mengetahui sejauh mana
anggaran tersebut terserap, sudah terserap dengan baik atau belum. Jika belum,
maka perlu perbaikan yang mengarah pada tujuan yang diharapkan.
Sama halnya dengan anggaran,
kehidupan pribadi pun demikian. Perlu ditulis dan dievaluasi secara berkala.
Resolusi itu tidak selalu mengarah pada materi maupun hasil akhir, melainkan
bisa dimulai dari pembentukan mental yang tentunya lebih baik dari tahun
kemarin. Jika mental sudah terbentuk dengan baik, maka materi dan hasil akhir
pasti akan mengikuti. Mental yang baik akan lebih mudah mengatasi penyimpangan
di tengah perjalanan. Resolusi mental yang telah disusun ini tidak hanya untuk
kepentingan pribadi, melainkan juga untuk mendukung gerakan pemerintah saat
ini, yaitu revolusi mental.
Ditulis oleh Helti Nur Aisyiah pada akhir tahun 2016 jelang tahun 2017
No comments:
Post a Comment