Pages

Friday, 3 February 2017

Tutor, Guru, dan Dosen

Baru pertama ini jadi dosen, baru pertama juga menyusun silabus yang notabene berbeda dengan apa yang sudah terlalui dahulu. Dulu, saya seorang tutor dan guru. Benar, benar yang dikatakan atasan saya bahwa bekerja di bimbel itu tidak serumit guru dan dosen yang harus tertib dalam hal administrasi mulai dari perencanaan hingga pelaporan kinerja mengajar. Di dunia bimbel itu enak sekali. Cukup hanya dengan satu kitab suci, sebut saja koding dan kunci jawabannya, sang tutor sudah bisa melenggang di kelas tanpa persiapan apapun. Berbeda dengan guru, harus menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dahulu jauh-jauh hari sebelum masuk ke kelas. Berbeda lagi dengan dosen yang harus menyusun silabus sendiri. Silabus disusun sendiri? Ya, ini yang sedang memberatkan saya saat ini. Harus membaca banyak buku dulu untuk disarikan agar bisa disampaikan ke mahasiswa hingga 13 pertemuan. Dilemanya lagi, jika saya sudah beli buku, mahasiswa tidak ada yang punya, tersendatlah proses pembelajaran di kelas. Di sinilah saya kadang galau. Jadi, kalau boleh saya bandingkan ke dalam table akan muncul data berikut.

Pembanding
Tutor
Guru
Dosen
Pendidikan terakhir
Semester akhir S1
S1
S2
Silabus
Disusun bagian akademik
Disusun Kemendikbud
Disusun sendiri
RPP
Cukup memakai sketsa, yaitu satu lembar folio berisi rencana tulisan di whiteboard
Disusun sendiri jauh-jauh hari sebelum masuk kelas dilampiri soal dan kunci jawaban
Sudah include ke dalam silabus dan tidak perlu rinci
Buku Ajar
Disediakan oleh bimbel (diberikan cuma-cuma beserta kunci jawaban)
Disediakan pemerintah atau boleh memilih sendiri (guru dapat sampel dari penerbit)
Memilih sendiri (pembelian memakai uang pribadi)
Media Ajar
Spidol warna-warni
Spidol hitam atau slide
Spidol hitam atau slide
Penilaian peserta didik
Tidak ada
Menilai tiga ranah: pengetahun, keterampilan, sosial, dan spiritual
Minimal menilai ranah pengetahuan dan maksimal ditambah keterampilan (praktek)
Jenjang karir
Dinilai dari dua sisi: tes bulanan dari akademik berisi soal-soal UN, Olimpiade, dan SNMPTN; kedekatan dengan siswa (makin dekat, makin sering diminta ngajar)
Mengikuti serangkaian Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan ada sistem kredit point
Mengikuti serangkaian Penilaian Kinerja Dosen (PKD) dan ada sistem kredit point
Jam Kerja
Setiap hari: Senin-Sabtu (sore s.d. malam); minggu (pagi s.d. siang)
Tergantung kebijakan sekolah. Sekolah negeri mengikuti aturan pemerintah, sedangkan swasta mengikuti aturan yayasan.
Senin s.d. Jum’at jadwal ditentukan pihak akademik. Namun, boleh berubah sesuai kesepakatan dengan mahasiswa
Tugas Tambahan
akademik atau marketing
kurikulum, kesiswaan, humas, atau sarpras
Jurnal ilmiah, perpustakaan, auditor internal, humas, dsb. Bisa di fakultas maupun pusat
 Itu saja yang barus ada di benak saya. Saya pikir-pikir tidak ada yang sempurna. Setiap pekerjaan ada plus dan minusnya. Dulu saya memutuskan resign dari tutor karena jam kerja, resign dari guru karena jadwal tidak fleksibel (anak juga perlu diurus. Hehe..), dan sekarang lebih concern ke dosen. Semoga ini profesi yang terakhir dan akan terus menikmati profesi ini.

No comments: