Beasiswa itu suatu hal yang sangat nikmat. Nikmatnya ada dua sisi: internal dan eksternal. Secara internal, kebutuhan akan pendidikan akan tercover baik sebagian besar maupun keseluruhan. Secara eksternal, ada sebuah pretige yang akan melekat pada penerima beasiswa tersebut. Ada kebanggan, ada kesenangan, dan ada sejarah yang takkan pernah terlupa.
Hidupku, hidupmu, dan hidupnya jelas berbeda. Setiap orang punya jalannya masing-masing. Setiap orang boleh punya rencana yang sama, tetapi pencapaiannya jelas berbeda. Setiap orang boleh bermimpi, berencana, dan berusaha menerima beasiswa, tetapi tidak setiap orang bisa mendapatkannya. Beasiswa itu seperti harta karun di mana sebagian besar orang menginginkan dan memperjuangkannya, tetapi hanyalah orang yang beruntung yang mendapatkannya.
Mimpiku sudah tercapai: mendapatkan beasiswa sedari SMP hingga S2. SMP dan SMA, beruntungnya aku mendapatkan beasiswa dari Yayasan Al Islam gegara pencapaian prestasi secara paralel, juara 5 besar satu angkatan. Selepas sekolah, beasiswa pun masih melekat dalam keseharianku selama mengenyam pendidikan. S1-ku sebagian besar tercover oleh beasiswa dari Dikti jenis Peningkatan Prestasi Akademik, sedangkan S2-ku oleh beasiswa dari Kementerian Luar Negeri. Menyenangkan bukan?
Itu masa laluku. S2 selesai tahun 2014. Jadi, sudah hampir 3 tahun tak bersilaturrohiim dengan yang namanya beasiswa. Rasanya rindu. Dan sepertinya rinduku akan terjawab. Pagi tadi, ibu mengiyakan pengutaraan keinginanku untuk lanjut S3. Alhamdulillah, pihak keluarga mendukung. Kini, giliranku untuk kembali berjuang merealisasikannya. Allah, bersamaiku di setiap langkah ya... Aamiin.
(Helti Nur Aisyiah, Pemburu Beasiswa)
No comments:
Post a Comment