A. PENDAHULUAN
Di dalam perguruan tinggi, hal yang dikaji berkaitan dengan akuntansi tidak hanya mencakup kajian akuntansi secara praktik namun juga secara teori, sehingga perguruan tinggi memiliki peranan yang sangat penting dalam pengembangan akuntansi secara teori dan praktik. Sebagai agen pengembangan dan perubahan, perguruan tinggi harus mampu untuk merubah praktek akuntansi agar dapat berkembang menjadi lebih baik.
Selama ini pengajaran yang dilakukan di dalam perguruan tinggi berkaitan dengan akuntansi lebih ditekankan pada sisi yang praktis. Hal itu terjadi karena adanya kecenderungan untuk menyiapkan peserta didik hanya untuk memperoleh pekerjaan secara cepat, sehingga teori akuntansi yang berupa gagasan-gagasan dan termasuk pula hasil riset terlupakan. Jika hal ini terus berlanjut, maka sudah dipastikan praktik akuntansi yang ada sekarang ini tidak akan mengalami perkembangan.
Di dalam praktik akuntansi terdapat beragam permasalahan yang harus dipecahkan. Menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut tidak cukup hanya dengan mengandalkan pengalaman semata, namun untuk mencapai praktik akuntansi yang baik dan sehat, maka dalam menyelesaikan masalah juga diperlukan landasan teori yang sehat dan baik pula.
Teori akuntansi merupakan bagian penting dari praktik akuntansi. pengetahuan terhadap teori akuntansi akan mengimbangi berbagai keterbatasan pengalaman dan kemampuan praktis dalam menyelesaikan masalah. Dengan teori akuntansi orang akan dapat melihat suatu permasalahan dengan perspektif yang lebih luas dan terinci, dan tanpa teori yang melandasinya, praktik akuntansi yang baik dan sehat bisa dipastikan tidak akan tercapai.
B. PENGERTIAN AKUNTANSI
Adapun definisi akuntansi menurut para ahli yaitu sebagai berikut:
1. Akuntansi Sebagai Seni (Art)
Akuntansi sebagai seni menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountant, 1953) adalah seni (art) mencatat, mengklasifikasikan, dan meringkas transaksi atau peristiwa yang dilakukan sedemikian rupa dalam benuk uang, atau paling tidak memiliki sifat keuangan dan menginterpretasikan hasilnya.
2. Akuntansi Sebagai Komunikasi
Akuntansi sebagai komunikasi menurut American Accounting Associaion (1966:1) adalah proses mengidentifikasi, mengukur dan mengkomunikasikan informasi untuk membanu pemakai dalam membuat keputusan atau pertimbangan yang benar. Definisi ini menunjukkan bahwa akuntansi merupakan media/alat yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi kepada pemakai yang berkepentingan dengan masalah pengelolaan perusahaan.
3. Akuntansi Sebagai Aktivitas Jasa
Definisi akuntansi ini menurut Accounting Principles Board dalam Statement No. 4 (1970) menyatakan bahwa akuntansi adalah kegiatan jasa. Fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif, termasuk yang bersifat keuangan, tentang entitas ekonomi, yang diharapkan bermanfaat bagi pengambilan keputusan ekonomi.
4. Akuntansi Sebagai Teknologi
Akuntansi tidak memiliki sifat-sifat sebagai ilmu murni, sehingga tidak memerlukan teori akuntansi dalam arti hipotesis-hipotesis. Menurut Sudibyo (1987) akuntansi merupakan teknologi, sehingga harus diperlakukan sebagai teknologi. Teknologi digunakan untuk mengendalikan variabel-variabel alam dan sosial untuk mencapai kehidupan tertentu yang lebih baik. Apabila akuntansi diarahkan menjadi teori, maka seharusnya teori akuntansi, bebas dari nilai sosial dan tidak bersifat normatif. Teori semestinya tidak mempengaruhi secara langsung terhadap praktik-praktik akuntansi, karena teori tidak mengendalikan variabel-variabel yang diteorikan. Paton dan Littleton (1940) juga mendefinisikan akuntansi sebagai teknologi. Meskipun demikian, terdapat pendapat yang menyatakan akuntansi diarahkan ke dalam ilmu murni.
C. SIFAT DAN PERANAN AKUNTANSI
Sifat-sifat baik dari praktek akuntansi meliputi:
1. Kejujuran dari akuntan pada umumnya dan auditor pada khusunya
2. Memiliki kepedulian terhadap status ekonomi pihak lain dalam bentuk penyelenggaraan dan akuntabilitas
3. Sensitif terhadap nilai kerja sama dan konflik dengan mengantisipasi terjadinya konflik dan menciptakan adanya semacam penegakan kerja sama melalui penggunaan teknik-teknik akuntansi manajemen.
4. Sifat akuntansi yang komunikatif dengan meceritakan pengalaman-pengalaman ekonomi melalui dialog-dialog akuntansi, dan
5. Penyebaran informasi ekonomi dengan memberikan informasi mengenai ekonomi untuk pengambilan keputusan.
Peranan dari akuntansi adalah untuk memberikan informasi mengenai perilaku ekonomi yang diakibatkan oleh aktivitas-aktivitas perusahaan dalam lingkungannya.
D. PANDANGAN TENTANG AKUNTANSI
1. Akuntansi sebagai sebuah ideologi :’akuntansi merupakan suatu pandangan hidup (ideology) bagi mereka yang melakukan praktek akuntansi’.
2. Akuntansi sebagai sebuah bahasa :’akuntansi merupakan suatu bahasa untuk menginformasikan segala hal yang berkaitan dengan bisnis’.
3. Akuntansi sebagai sebuah catatan peristiwa masa lalu :’akuntansi merupakan cara menyajikan sejarah dan transaksi bisnis perusahaan yang dilakukan dengan pihak lain’.
4. Akuntansi sebagai sebuah realitas ekonomi saat ini :’akuntansi menyajikan laporan keuangan yang didasarkan pada realitas ekonomi saat ini
5. Akuntansi sebagai sebuah sistem informasi: ‘akuntansi merupakan sebuah proses untuk menghubungkan suatu informasi kepada para pengguna akuntansi’.
6. Akuntansi sebagai sebuah komoditas :’akuntansi merupakan suatu komoditas yang dihasilkan dari suatu aktivitas ekonomi.
E. PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI
Berikut ini merupakan definisi teori menurut para ahli.
1. Zimmerman (1986) mendefinisikan teori sebagai kumpulan variabel-variabel yang saling terkait serta hipotesis untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena-fenomena yang terjadi di dunia nyata.
2. Suwardjono (1989) mendefinisikan teori sebagai berikut:
a. Sebagai lawan dari praktek.
b. Sebagai pembenaran (justification).
c. Sebagai penjelasan ilmiah (scienific explanation).
d. Sebagai model.
3. Teori menurut Hendriksen dan Van Breda (1992) sebagai berikut: “.... Seperangkat prinsip-prinsip yang saling terkait (coherent), yang bersifat hipotesis, konseptual dan pragmatis yang membentuk rerangka referensi umum untuk bidang pengetahuan tertentu (a field of inquiry).
Definisi Teori Akuntansi
Hendriksen dan Van Breda (1992) mendefinisikan teori akuntansi sebagai berikut:”....penalaran logis dalam bentuk seperangkat prinsip-prinsip yang luas (a set of broad priciples) yang memberikan rerangka referensi umum untuk mengevaluasi praktek akuntansi dan memberikan pedoman dalam mengembangkan praktek dan prosedur akuntansi yang baru”. Definisi tersebut dapat dilihat bahwa “teori akuntansi” tidak lepas dari praktek akuntansi karena tujuan utamanya adalah menjelaskan praktek akuntansi berjalan dan memberikan dasar bagi pengembangan praktek tersebut.
Macfoedz (1996) mendefinisikan teori akuntansi sebagai konsep, standar, mode, hipotesis dan metoda yang saling terkait yang diekstraksi dari disiplin filosofi akademi dan keilmuan untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena bisnis.
Asumsi dasar merupakan basis dalam proses keseluruhan teori akuntansi. Asumsi dasar akan digunakan untuk menyusun konsep akuntansi. Konsep akuntansi yang baik akan menghasilkan standar yang baik. Dari standar selanjutnya diturunkan menjadi metode, kemudian praktik akuntansi yang harus mengacu kepada standar yang dibuat.
Teori akuntansi merupakan penalaran logis dalam bentuk seperangkat prinsip luas yang memberikan kerangka acuan umum yang dapat digunakan untuk menilai praktek akuntansi memberi arah pengembangan prosedur dan praktek baru.
Secara luas pengertian teori akuntansi tersebut meliputi:
1. Pemilihan metode penilaian (valuation methods)
2. Pengembangan Rerangka konseptual (conceptual framework) akuntansi sebagai landasan penyusunan aturan akuntansi.
3. Penilaian kesesuaian rerangka konseptual akuntansi dan prinsip-prinsip lainnya yang menjadi pedoman dalam penyusunan aturan akuntansi.
4. Penelaahan alas an perusahaan memilih metode akuntansi tertentu diantara alternative-alternativenya.
Teori akuntansi juga mencakup hipotesis dan teori yang didasarkan kepada metode penelitian dan analisiseperti yang digunakan dalam disiplin lain. Metode formal yang dimaksud adalah metode riset yang diderivasi dari filsafat, matematika, dan statistika.
F. SIFAT DAN KARAKTERISTIK TEORI AKUNTANSI
Sifat Teori Akuntansi
1. merupakan seperangkat prinsip yang logis, saling terkait dan membentuk kerangka umum
2. berkaitan erat dengan penyusunan kebijakan akuntansi
3. harus mencakup semua literatur akuntansi yang memberikan pendekatan yang berbeda-beda satu sama lain
4. harus dapat memberikan penjelasan mengenai praktik akuntansi, menjawab dan menjelaskan semua fenomena yang melatarbelakangi penerapan suatu metode dalam praktik akuntansi.
5. harus dapat menjelaskan mengapa perusahaan lebih cenderung menggunakan metode LiFO dartipada FIFO dalam menilai persediaannya
6. harus bisa memprediksi atau bahkan menemukan gejala akuntansi yang belum diketahui
7. sangat penting dalam menyusun dan memverifikasi prinsip akuntansi
Karakteristik Teori Akuntansi
1) memiliki body of knowledge; 2) konsisten secara internal; 3) menjelaskan dan/atau memprediksi fenomena; 4) menyajikan hal-hal yang ideal; 5) referen yang ideal untuk mengarahkan praktek; dan 6) membahas masalah dan memberikan solusi.
G. FUNGSI TEORI AKUNTANSI
Secara umum, fungsi utama dari teori akuntansi adalah untuk memberikan rerangka pengembangan ide-ide baru dan membantu proses pemilihan akuntansi (Mathews and Perera, 1993). Namun, secara terperinci sebagai berikut:
1. sebagai pedoman bagi lembaga penyusun standar akuntansi
2. memberikan kerangka acuan dalam menyelesaikan masalah akuntansi yang tidak ada standar resmi
3. meningkatkan pemahaman dan keyakinan pembaca terhadap informasi yang disajikan dalam laporan keuangan
4. agar laporan keuangan dapat diperbandingkan
5. memberikan kerangka acuan dalam menilai prosedur dan praktik akuntansi
H. TUJUAN TEORI AKUNTANSI
Tujuan teori akuntansi adalah untuk memberikan seperangkat prinsip logis yang saling berkaitan, yang membentuk kerangka acuan umum bagi penilaian dan pengembangan praktek akuntansi yang sehat. Dalam pengembangan teori akuntansi selain pertimbangan kemampuan untuk menjelaskan atau meramalkan, juga harus dipertimbangkan kesanggupan teori tersebut untuk mengukur risiko, atau probabilitas prediksi untuk berfungsi sebagai pernyataan yang tepat atas kejadian di masa depan.
I. TINGKATAN TEORI AKUNTANSI
Teori akuntansi dapat dikelompokkan dalam tiga tingkat utama, yaitu:
1. Teori Sintaksis
Teori ini berhubungan dengan struktur proses pengumpulan data dan pelaporan keuangan. Teori sintaksis mencoba menerapkan praktek akuntansi yang sedang berjalan dan meramalkan bagaimana para akuntan harus bereaksi terhadap situasi tertentu atau bagaimana mereka akan melaporkan kejadian-kejadian tertentu.
Teori-teori yang berhubungan dengan struktur akuntansi antara lain teori praktek akuntansi tradisional (oleh Ijiri dan Sterling) yang disebut model Ijiri, model ini menerangkan praktek akuntansi tradisional yang ditekankan pada sistem biaya historis/ harga perolehan (historical cost system). Diperlukan untuk memperoleh pandangan yang lebih luas tentang praktek yang sedang berlangsung. Teori ini memungkinkan untuk dievaluasi secara lebih tepat, juga memungkinkan pengevaluasian terhadap praktek-praktek yang ada, yang tidak sesuai dengan teori tradisional. Teori yang berhubungan dengan struktur akuntansi dapat diuji untuk melihat konsistensi logis dalam teori itu, atau untuk melihat apakah teori-teori itu bener-bener dapat meramalkan apa yang dikerjakan akuntan. Pengujian lain menunjukkan bahwa meskipun teori tradisional tidak lengkap, namun sudah menunjukkan variabel-variabel yang relevan.
2. Teori Interpretasional
Teori ini berkonsentrasi pada hubungan antara gejala (obyek atau kejadian) dan istilah atau simbol yang menunjukkannya.
Teori-teori yang berhubungan dengan interpretasi (semantik) diperlukan untuk memberikan pengertian dalil-dalil akuntansi yang bertujuan meyakinkan bahwa penafsiran konsep oleh para akuntan sama dengan penafsiran para pemakai laporan akuntansi.
Pada umumnya, konsep akuntansi tidak dapat diinterpretasikan dan tidak mempunyai arti selain sebagai hasil prosedur akuntansi tertentu. Misalnya, laba akuntansi merupakan konsep buatan yang mencerminkan kelebihan pendapatan atas beban sesudah menerapkan aturan tertentu untuk mengukur pendapatan dan beban. Teori interpretasi memberikan interpretasi yang berguna terhadap konsep buatan dan menilai prosedur akuntansi alternatif berdasarkan interpretasi. Namun, konsep-konsep umum sering tidak dapat diinterpretasikan dan diberi pengertian yang berbeda oleh para peneliti yang berbeda. Misalnya, nilai tidak memiliki interpretasi khusus. Current value (nilai saat ini/nilai berlaku) akan mempunyai pengertian yang sama, sebelum menginterpretasikan kita harus melihat subkonsepnya dahulu sehingga terdapat kesepakatan yang jelas mengenai interpretasinya. Konsep nilai sekarang dari jasa yang akan datang, arus kas yang didiskontokan (discounted cash flows), harga pasar berlaku (current market prices), dan nilai bersih yang dapat direalisasikan (net realizable value) semuanya merupakan subkonsep dari nilai berlaku (current value) dan masing-masing dapat diberi aturan interpretasi khusus.
Contoh penerapan teori interpretif adalah sebagai berikut: pengukuran nilai persediaan pada saat ini, langkah pertama adalah menunjukkan sub konsep untuk menerapkan aturan interpretasi khusus. Jika harga beli berlaku yang dipilih maka current value dapat didefinisikan sebagai harga tukar untuk suatu barang di pasar pembelian pada tanggal neraca. Jika harga pasar tidak ada dapat dianggap harga pasar tidak layak pakai, maka alternatifnya adalah menilai prosedur akuntansi lain yang tersedia dalam kondisi interpretasi ini.
Pembuktian teori ini dapat diperoleh dari riset yang dilakukan untuk menentukan apakah pemakai informasi akuntansi memahami makna yang dimaksudkan oleh pembuat informasi, apakah telah konsisten dengan teori yang ada.
3. Teori perilaku (pragmatis)
Teori ini menekankan pada pengaruh laporan serta ikhtisar akuntansi terhadap perilaku atau keputusan. Penekanan dalam perkembangan teori akuntansi adalah penerimaan orientasi komunikasi dan pengambilan keputusan. Sasarannya pada relevansi informasi yang dikomunikasikan kepada para pengambil keputusan dan perilaku berbagai individu atau kelompok sebagai akibat penyajian informasi akuntansi serta pengaruh laporan dari pihak eksternal terhadap manajemen dan pengaruh umpan balik terhadap tindakan para akuntan dan auditor. Jadi, teori perilaku mengukur dan menilai pengaruh-pengaruh ekonomik, psikologis, dan sosiologis dari prosedur akuntansi alternatif dan media pelaporannya.
J. PENALARAN DEDUKTIF DAN INDUKTIF
1. Penalaran Deduktif
Metode penalaran deduktif dalam akuntansi adalah proses yang bermula dengan tujuan dan postulat, yang dari sini diturunkan prinsip-prinsip logis yang memberikan landasan bagi penerapan yang konkret dan praktis. Jadi, aturan atau penerapan praktis berasal dari penalaran logis, postulat dan prinsip yang ditarik secara logis seharusnya tidak hanya mendukung atau berusaha menjelaskan kelaziman akuntansi atau praktek yang sekarang telah diterima. Struktur proses deduktif mencakup hal-hal sebagai berikut:
1. Perumusan tujuan umum dan khusus laporan keuangan
2. Pernyataan mengenai postulat akuntansi yang berhubungan dengan bidang ekonomi, politik, dan sosial dimana akuntansi harus berperan
3. Seperangkat kendala untuk mengarahkan proses penalaran
4. Suatu struktur, rangkaian simbol, atau kerangka acuan dimana ide-ide dapat dinyatakan dan diikhtisarkan
5. Pengembangan seperangkat definisi
6. Perumusan prinsip atau pernyataan umum mengenai kebijakan yang diturunkan dari proses logik
7. Penerapan prinsip-prinsip dalam situasi khusus dan penetapan metode serta aturan prosedural
8. Dalam proses deduktif, perumusan tujuan sangat penting karena tujuan yang berbeda dapat mensyaratkan struktur yang sama sekali berbeda dan menghasilkan prinsip-prinsip yang berbeda pula.
Teori akuntansi harus cukup fleksibel untuk memenuhi berbagai tujuan yang berbeda, tetapi cukup ketat untuk mempertahankan keseragaman dan konsistensi dalam laporan keuangan kepada pemegang saham dan masyarakat umum.
Kendala merupakan pembatasan pengembangan prinsip yang diturunkan dari tujuan dan postulat. Batasan-batasan ini diperlukan karena beberapa keterbatasan lingkungan, khususnya yang disebabkan oleh ketidakpastian mengenai masa yang akan datang dan perubahan di dalam lingkungan, misalnya fluktuasi dalam nilai unit pengukur yaitu uang.
Simbol dan struktur kerja umum diperlukan sebagai sarana pengkomunikasian ide-ide, dalam akuntansi dapat berupa persamaan akuntansi dan beberapa laporan keuangan turunan. Dalam struktur ini, laporan-laporan keuangan saling berkaitan guna menjaga konsistensi internal.
Kelemahan metode deduktif adalah jika setiap postulat dan premis ternyata salah, maka kesimpulannya juga akan salah. Metode ini juga dianggap menyimpang dari kenyataan untuk bisa menurunkan prinsip yang realistis dan berguna, atau untuk memberikan dasar bagi aturan-aturan praktis.
2. Penalaran Induktif
Proses induktif meliputi penarikan kesimpulan umum dari pengamatan dan pengukuran yang terinci. Pendekatan induktif tidak dapat dipisahkan dari pendekatan deduktif, karena pendekatan deduktif memberikan petunjuk pemilihan data yang akan ditelaah.
Dalam akuntansi, proses induktif melibatkan pengamatan data keuangan perusahaan. Jika terdapat hubungan yang berulang-ulang, maka generalisasi dan prinsip dapat dirumuskan, sehingga ide dan prinsip yang baru dapat ditemukan, khususnya bila pengamatan tidak dipengaruhi oleh prinsip dan praktek yang berlaku.
Misalnya pengamatan terhadap sejumlah perusahaan dapat dibuktikan kecenderungan historis dari penjualan masa lalu merupakan alat ramal yang lebih baik untuk kas yang akan diterima dari pelanggan pada masa yang akan datang ketimbang catatan kas yang sesungguhnya diterima pada masa lalu karena adanya tenggang waktu dalam proses penagihannya.
Keunggulan pendekatan induktif adalah tidak perlu dibatasi oleh model atau struktur yang ditetapkan terlebih dahulu. Para peneliti bebas mengadakan pengamatan yang dianggap relevan, generalisasi atau prinsip yang telah dirumuskan harus ditegaskan dengan proses logis pendekatan deduktif dan pembuktian kesimpulan.
Kelemahan utama prosesi induktif adalah bahan pengamat mungkin dipengaruhi oleh ide-ide di bawah sadar mengenai hubungan apa yang relevan dan data apa yang harus diamati.
Kesulitan pendekatan induktif dalam akuntansi adalah data mentah mungkin berbeda bagi setiap perusahaan, yang mungkin hubungannya berbeda sehingga sulit menarik generalisasi dan prinsip-prinsip dasar. Misalnya hubungan antara total pendapatan dan harga pokok penjualan mungkin konstan terus untuk beberapa perusahaan, tetapi hal ini bukan berarti konsep laba kotor historis merupakan pengukuran yang baik untuk meramalkan operasi suatu perusahaan pada masa datang dalam seluruh kasus.
Teori induktif maupun deduktif bersifat deskriptif atau normatif. Teori deskriptif berusaha menguraikan dan menjelaskan apa dan bagaimana informasi keuangan disajikan serta dikomunikasikan kepada pemakai data akuntansi. Teori normatif menjelaskan data apa yang seharusnya dikomunikasikan dan bagaimana data itu harus disajikan.
K. VERIFIKASI TEORI AKUNTANSI
Dalam pengembangan pemahaman akuntansi atau praktek akuntansi, teori akuntansi harus dapat dikonfirmasi. Konfirmasi harus dapat diterima pada beberapa tingkat:
Premis mengenai dunia nyata harus berdasarkan hubungan antara pernyataan dan gejala yang dapat diamati
Hubungan beberapa pernyataan didalam teori harus dapat diuji dari segi konsistensi logis
Jika ada premis yang didasarkan pada pertimbangan nilai yang tidak pasti, maka kesimpulan teori atau hipotesis yang sedang diuji harus tergantung pada verifikasi nilai yang independen.
L. PRINSIP AKUNTANSI BERTERIMA UMUM
1. PABU atau GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) adalah konvensi (kesepakatan bersama), aturan, dan prosedur yang perlu untuk mempraktikkan prinsip-prinsip akuntansi yang berterima umum pada suatu waktu tertentu.
2. Kriteria ‘berterima umum’:
a. Dapat digunakan dalam sejumlah kasus akuntansi (eg. Depresiasi)
b. Mendapat dukungan dari masyarakat akuntansi
c. Ada publikasi ilmiah oleh pakar akuntansi (eg. buku, bulletin, jurnal, dll).
M. PENYUSUNAN DAN PEMBUKTIAN TEORI
1. Penyusunan teori:
a. Proses Evolusi yang berlangsung terus-menerus
b. Untuk menanggapi perubahan kondisi ekonomi dan social, teknologi baru, dan pemakaian laporan keuangan.
c. Untuk membenarkan atau mengganti praktik akuntansi logis dan empiris
2. Pembuktian teori:
a. Teori akuntansi tunduk pada pengujian yang bersifat logis dan empiris
b. Mampu menjelaskan dan memprediksi fenomena akuntansi
N. SIFAT DASAR TEORI AKUNTANSI
1. ES Hendrikson :
a. Prinsip-prinsip yang menyajikan suatu kerangka acuan umum untuk menilai praktik akuntansi
b. Prinsip-prinsip untuk mengarahkan pengembangan praktik dan prosedur akuntansi yang baru
2. MC Donald, teori harus memiliki 3 elemen:
a. Dapat disajikan secara symbol
b. Dapat digabungkan sesuai aturan
c. Dapat menerjemahkan fenomena yang ada
O. METODOLOGI PENYUSUNAN AKUNTANSI
1. Normatif : “Apa yang seharusnya”, untuk menilai sejumlah praktik akuntansi yang seharusnya dilakukan. Misalnya kas di debet, jika utang di kredit.
2. Deskriptif : “Apa yang terjadi”, untuk menilai sejumlah praktik akuntansi yang seharusnya dapat digunakan.(dilakukan dengan mencari).
P. PENDEKATAN DALAM PENYUSUNAN TEORI AKUNTANSI
1. Non-Teoritis: (1) bersumber dari praktik akuntansi (2) bersifat otoriter untuk mencari solusi praktek akuntansi bagi pengambilan keputusan (3) kurang landasan teoritis
2. Teoritis :
a. Deduktif : asumsi-asumsi dasar yang umum kemudian ditarik kesimpulan khusus
b. Induktif : pengamatan secara khusus kemudian ditarik suatu kesimpulan umum
c. Etis : konsep penyajian yang wajar (fairness), keadilan (justice) bagi semua pihak yang berkepentingan, dan pelaporan yang akurat tanpa kesalahan interpretasi , dan kebenaran (truth)
d. Sosiologis : memperhitungkan dampak yang terjadi akibat pemakaian teknik-teknik akuntansi
e. Ekonomis: kebijakan dan teknik akuntansi (1) menyajikan realitas ekonomi (2) mempertimbangkan konsekwensi ekonomi. (manfaat harus lebih besar daripada biaya)
f. Eklektik : penggabungan dari berbagai pendekatan.
No comments:
Post a Comment