Pages

Saturday, 21 November 2015

OPTIMALISASI PROMOSI PRODUK PERTANIAN LOKAL MELALUI MEDIA INTERAKTIF SEBAGAI PERSIAPAN MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASEAN 2015



Latar Belakang
Seiring dengan era globalisasi, pasar global mengalami banyak perkembangan, termasuk di Asia. Kondisi ini ditandai dengan bangkitnya Cina dan India yang dianggap menjadi aktor utama dalam perekonomian Asia. Walaupun kedua negara tersebut memiliki jumlah penduduk yang besar, tingkat produktifitasnya juga tinggi. Dengan demikian, kebangkitan ekonomi Cina dan India dianggap menjadi ancaman bagi negara Asia lainnya terutama kawasan Asia Tenggara dalam menarik investor asing. Perlahan para investor asing di kawasan Asia Tenggara mulai melirik potensi ekonomi Cina tersebut. Oleh karena itu, Indonesia perlu meningkatkan daya saing sebagai anggota Association of South East Asian Nation (ASEAN) agar tetap eksis dalam penghelatan ekonomi global. Negara-negara dikawasan Asia Tenggara yang tergabung dalam forum ASEAN telah menyepakati untuk meningkatkan proses integrasi di antara mereka melalui pembentukan ASEAN Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan bentuk integrasi ekonomi ASEAN sebagai dampak adanya sistem perdagaangan bebas antaranegara ASEAN. Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian MEA. Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam kesempatan pers menyatakan bahwa pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) pada 2016 dapat menguntungkan Indonesia. Pertama, pasar Indonesia punya sumber daya alam (resources) lebih baik. Kedua, Indonesia juga punya tenaga kerja yang lebih kompetitif. Namun, pelaksanaan MEA ini juga memberikan dampak negatif atau merugikan perekonomian Indonesia. Hal ini dikarenakan bahwa Indonesia harus membenahi sektor yang lemah untuk menghadapi MEA. Ditambah lagi, para pelaku produksi juga harus melaksanakan efisiensi dalam proses produksinya. Usaha tersebut dilakukan karena MEA menyebabkan persaingan lebih ketat.
Persiapan MEA sudah berlangsung selama sepuluh tahun. Lamanya persiapan ini akan membuka pasar menjadi kompetitif. Namun, masing-masing negara memiliki perbedaan dalam persiapannya. Apalagi, terkait perbedaan pertumbuhan ekonomi antar-negara anggota ASEAN yang masih tinggi. Hal tersebut tidak akan mudah terselesaikan secara bersamaan. Dengan demikian, masing-masing negara sebaiknya memiliki keunggulan agar dapat bersaing dengan negara lain dalam sektor perekonomian.

Ide dan Pembahasan
            Indonesia merupakan negara agraris dengan lahan yang sangat luas dan penuh keanekaragaman hayati. Hal ini sangat berpotensi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara agraris terbesar di dunia. Di Indonesia, pertanian mempunyai kontribusi yang penting terhadap perekonomian baik secara makro maupun mikro. Secara makro, pertanian berpotensi besar untuk meningkatkan pendapatan nasional. Secara mikro, pertanian merupakan faktor yang sangat penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan bagi warga negara Indonesia. Apalagi, dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk yang berarti bahwa kebutuhan akan pangan juga semakin meningkat. Terpenuhinya kebutuhan pangan dalam negeri  dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini dikarenakan sebagian besar penduduk Indonesia hidup dari hasil bercocok tanam atau bertani.
MEA merupakan kesempatan emas bagi Indonesia. Hal ini dikarenakan akan hilangnya hambatan perdagangan antarnegara.. Hilangnya hambatan diharapkan akan berdampak pada peningkatan eskpor. Namun, kondisi ini menjadikan tantangan baru bagi Indonesia yang berupa permasalahan homogenitas komoditas yang diperjualbelikan. Adapun komoditas yang diperjualbelikan berupa pertanian, karet, produk kayu, tekstil, dan barang elektronik (Santoso, 2008).
Homogenitas komoditas akan menimbulkan resiko kompetisi. Resiko kompetisi akan muncul dengan banyaknya barang impor yang masuk ke Indonesia. Kondisi ini akan mengancam industri lokal karena harus bersaing dengan produk luar negeri. Jika industri lokal tidak mampu bertahan dan bersaing, maka secara tidak langsung dapat menyebabkan defisit neraca perdagangan Indonesia.
Menteri Pertanian mengingatkan bahwa dalam kebijakan ketahanan pangan tercakup kebijakan kemandirian pangan dan kedaulatan pangan. Masalah pangan tidak boleh bertumpu pada ketersediaan pangan dari luar, tetapi harus bertumpu pada ketersediaan pangan dari dalam negeri, tidak boleh bertumpu pada multi nasional corporate. Investasi dari luar memang diperlukan untuk akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional. Namun, ketersediaan faktor produksi dalam negeri masih memegang kunci utama dalam kesejahteraan nasional. Kemakmuran bangsa tidak hanya bertumpu pada materi, tetapi juga kemandirian. Upaya peningkatan produksi pangan nasional harus dapat dimanfaatkan agar petani mampu memperoleh peningkatan pendapatan dan kesejahteraannya.Dalam upaya mencapai kedaulatan pangan, pembangunan pertanian saat ini dihadapkan ke dalam berbagai tantangan yang harus dihadapi bersama.
Kini kondisi pertanian Indonesi cukup memperhatinkan karena dikenal sebagai negara agraris, tetapi membeli makanan pokoknya dari negara lain (impor). Oleh karena itu, pemerintah seharusnya lebih bijak dalam menangani dan menanggapi permasalahan produksi pertanian Indonesia saat ini. Hambatan indonesia dalam menghadapi MEA adalah rendahnya kegiatan dalam rangka menawarkan produksi dalam negeri. Kualitas hasil produksi memang kunci utama. Namun, tanpa pemasaran atau promosi juga tidak akan berdampak besar pada perekonomian Indonesia, terutama dampaknya terhadap neraca perdagangan.
            Buchari Alma (2006:179) mengartikan promosi sebagai sejenis komunikasi yang memberi penjelasan dan meyakinkan calon konsumen mengenai barang dan jasa dengan tujuan untuk memperoleh perhatian, mendidik, mengingatkan dan meyakinkan calon konsumen. Adapun ciri-ciri promosi (Philip Kloter, 2005) meliputi komunikasi, insentif, dan ajakan. Dengan demikian, promosi akan lebih efektif jika ada komunikasi yang baik. Komunikasi akan lebih baik jika dilakukan dengan dua arah atau responsif.
 Komunikasi yang responsif memerlukan media. Salah satu media yang dapat digunakan berupa media interaktif (Seels & Glasgow dalam Arsyad, 2002:36). Saat ini media interaktif yang sering dipakai untuk mempromosikan hasil produksi atau barang dagangan. Contoh media interaktif adalah website perusahaan yang bersifat responsif terhadap calon customer. Selain itu, website juga bisa dilengkapi dengan media sosial perusahaan agar lebih komunikatif dan bersifat pribadi. Dengan adanya media interaktif, maka calon customer akan lebih yakin dalam memilik produk yang akan dikonsumsi. Salah satu yang dapat meningkatkan yakin atau tidaknya calon customer ditentukan oleh pelayanan yang berkualitas.
Pengelolaan media promosi, khususnya media interaktif harus didukung dengan adanya sumber daya manusia yang unggul. Tenaga kerja yang unggul dapat diperoleh dengan kualifikasi pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan. Jika melihat tentang media interaktif di bidang pertanian, maka bisa diperoleh dari lulusan jurusan teknologi informasi, komunikasi, bisnis internasional, dan pertanian. Dalam penyeleksian tenaga kerja, diperlukan lingkungan kerja yang kondusif agar manejer personalia lebih objektif menyeleksi calon tenaga kerja. Dengan pengelolaan media promosi yang profesional, maka diharapkan akan meraih target penjualan yang maksimal. Selain itu, dengan adanya akses internet yang luas, pengelola media interaktif akan mendapat informasi tentang produk produk dan kondisi pasar secara internasional. Dengan mengetahui kondisi pasar internasional, maka dapat dijadikan acuan untuk melakukan teknik pemasaran selanjutnya yang lebih mengena calon customer. Pengelola media interaktif akan lebih mudah menangkap informasi dalam lingkup ASEAN, sehingga selain dapat promosi secara online bisa juga secara media pameran produk pertanian.
Selain peningkatan penjualan dilakukan oleh perusahaan yang bersangkutan, kementrian pertanian dan perdagangan dapat menfasilitasi pelaku usaha pertanian. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memperbarui data yang berisi daftar pemilik usaha pertanian untuk dipromosikan di kawasan ASEAN. Sebagai tindak lanjut, kementrian pertanian bersama-sama dengan kementrian perdagangan juga bekerja sama dengan kementrian informasi dan komunikasi maupun menteri luar negeri agar promosi hasil pertanian lebih tepat sasaran di antara channel-channel luar negeri yang dimiliki oleh kementrian informasi dan komunikasi maupun kementrian luar negeri.
Penutup
Indonesia seharusnya lebih gencar dalam mempromosikan produk pertanian. Promosi yang dilakukan hendaknya diikuti dengan peningkatan kualitas hasil pertanian, sehingga iklan yang ditampilkan tidak mengecewakan calon customer di ranah internasional.  Dengan adanya peningkatan penjualan hasil pertanian diharapkan akan meningkatkan devisa negara yang berdampak pada stabilitas perekonomian nasional.

DAFTAR PUSTAKA
Alma, B.2006. Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran. Jilid 1. Alih Bahasa oleh Hendra Teguh , Ronny A Rusly, Benjamin Molan. Edisi Milenium. Jakarta : PT. Prenhallindo.
Arsyad, A. 2002. Media Pembelajaran, edisi 1. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
http://id.m.wikipedia.org/wiki/penjualan_langsung diakses pada tanggal 1 Oktober 2015 pukul 20.03
freeya-01.blogspot.com/2012/11/DEVISA.html diakses pada tanggal 1 Oktober 2015 pukul 20.30
www.academia.edu/.../masyarakat_ekonomi_ASEAN_2015_MEA_2015 diakses pada tanggal 1 Oktober 2015 pukul 21.00

Keterangan:
Esai ini pernah dilombakan dalam rangkaian acara olimpiade tingkat nasional tahun 2015 yang diselenggarakan oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta a.n. Desy, Delima, dan Salfitrisia (siswi-siswi SMA Batik 2 Surakarta)